Selasa, 03 Agustus 2010

Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Turki UsmaniSecara garis besar kemunduran Usmani mulai terasa sejak pemerintahan Sultan Salim II yang menggantikan Sultan Sulaiman Al Qanuni pada 1566-1574 M.Di lihat dari faktor-faktor yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Turki Usmani yang secara perlahan selama tiga abad dapat dilihat melalui beberapa faktor.Diantaranya melemahnya semangat Yenisari sehingga menyebabkan berbagai wilayah lepas dari kekuasaan Turki Usmani, hal ini sudah mulai menunjukkan tanda-tandanya yaitu saat kekuasaan Salim II, dimana ia menderita kekalahan dari serangan pasukan gabungan armada Spanyol, bandulia, dan armada sri paus di tahun 1663 M. Pasukan Usmani juga mengalami kekalahan dalam pertempuran di Hungaria di tahun 1676 M.

Pada 1669 M, Turki Usmani mengalami kekalahan di Mohakez sehingga terpaksa menandatangani perjanjian Karlowitz yang isinya kerajaan Usmani harus menyerahkan seluruh wilayah hungaria dan pada 1770 M pasukan Rusia mengalahkan pasukan Usmani di asia kecil.Luasnya wilayah dan buruknya sistem pemerintahan pasca sulaiman Al qanuni juga membuat hilangnya keadilan, dan merajalelanya korupsi dikalangan istana.

Heterogenitas penduduk menyebabkan kurangnya semangat persatuan. Terlebih Usmani merupakan kerajaan ayng coraknya militer. Padahal militerisme diakui sangat sulit untuk membentuk suatu persatuan.Sangat disayangkan pula bila kehidupan istana jauh dari nilai-nilai keislaman, justru sikap bermegah-megahan dan istimewa serta memboroskan uang terjadi pula di kerajaan turki Usmani. Hal ini setidaknya terjadi akibat pengaruh kehidupan barat yang masuk ke istana. Terlebih pemborosan harta ini terjadi saat perekonomian mulai mengalami kemerosotan yang sangta tajam, apalagi untuk pembiayaan angkatan perang yang diharapkan mampu meraih ghanimah malah mengalami kekalahan yang berturut-turut.Kemuduran di kalangan istana ini, diambil kesempatan oleh wilayah-wilayah turki dalam upaya memerdekakan diri. Terlebih setelah munculnya semangat nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk pada usmani, mulai menyadari akan kelemahan kerajaan tersebut.

Maka walaupun kerajaan usmani memperlakukan mereka sebaik mungkin, namun dalam benak mereka tetap saja bila Usmani adalah penjajah yang datang menyerbu dan menguasai wilayah mereka. Dimulailah usaha untuk melepaskan diri dari pemerintahan Usmani, di Mesir misalnya, Yenisari justru bekerjasama dengan dinasti mamalik dan akhirnya berhasil merebut kembali wilayah mesir pada 1772 M hingga kedatangan Napoleon pada !789 M.

Kemajuan teknologi barat juga tidak bisa dilepaskan sebagai salah satu faktor penentu kehancuran wilayah turki usmani, dimana sistem kemiliteran bangsa barat selangkah lebih maju dibandingkan dengan kerajaan turki usmani. Oleh karena itu saat terjadi kontak senjata maupun peperangan yang terjadi belakangan, tentara turki selalu mengalami kekalahan. Terlebih Turki Usmani sangat tidak mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan, maka otomatis peralatan perangnya pun semakin ketinggalan jaman. Saat Turki Usmani mulai berbenah, sudah terlambat karena wilayahnya sedikit demi sedikit mulai menyusut karena melepaskan diri dan sulit untuk menyatukannya kembali.Akhirnya pada 1924, Kemal Attaturk memaksa Sultan Hamid II untuk menyerahkan kekuasaan Turki Usmani setelah kemal melakukan gerakan pembaharuan melalui Turki Muda nya, dan penyerahan kekuasaan ini menjadikan Turki Usmani telah berakhir riwayatnya dan kemudian digantikan oelh Republik Turki yang sekuler.

Kehancuran Kerajaan Turki Usmani ini, membuat bangsa-bangsa eropa semakin mudah menguasai dan menjajah wilayah-wilayah ynag dulu diduduki oleh Usmani yang mayoritas muslim. Maka sejak itulah umat islam berada dalam situasi dijajah oleh bangsa non muslim. Sungguh ironis karena ini lebih baik oleh bangsa turki karena bagaimanapun juga Turki Usmani adalah muslim.
sekitar 9 bulan yang lalu · Laporkan

Abu Zahra Ibnu Machtum KEBIJAKAN MUSTAFA KEMAL KETIKA MEMERINTAH

Semboyan Kemal Attaturk selama memerintah Turki adalah westernsasi, sekulerisasi dan nasoinalisme. Dalam lapangan agama dan kebudayaan, Mustafa kemal membuat sejumlah kebijakan yang sama sekali baru. Pada 28 Juni 1928 misalnya ia memperkenalkan bangku gereja serta jam kamar ke dalam masjid, orang shalat dengan memakai sepatunya, menggunakan bahasa turki dalam shalat. Dan untuk membuat agar masjid tersebut indah serta memperoleh inspirasi spiritual maka masjid perlumelatih para musikus dan alat-alat music.

Jelas sekali bahwa Mustafa Kemal membawa unsure-unsur Kristen dalam aspek keagamaan islam yang suci dengan alas an bahwa sebuah Negara modern yang barat harus memasukan semuaaspek tersebut ke dalam masjid.

Di samping itu Mustafa Kemal membuat kebijakan-kebijakan yang intinya dalah berupaya meningkatkan masyarakat turki kepada satu tingkat peradaban kontemporer danuntuk memelihara karakter secular republic turki. Diantara kebijakan itu adalah:

1. Undang-undang tentang unifikasi dan sekularisasi pendidikan tanggal 3 maret 1924;
2. Undang-undang tentang kopiyah, tanggal 25 november 1925;
3. Undnag-undang tentang pemberhentian petugas jamaah dan makam, penghapusan lembaga pemakaman, tanggal 30 november 1925;
4. Peraturan sipil tentang perkawinan, tanggal 17 februari1926;
5. Undang-undang pemakaian huruf latin untuk abjad turki dan penghapusan tulisan arab, tanggal 1 november 1928;
6. Undang-undang tentang larangan menggunakan pakaian tradisional, tanggal 13 desember 1934.

Mustafa Kemal dalam kebijakannya memang dikenal sangat radikal. Mulai tahun 1920 ketika idenya untuk memisahkan antara agama dengan Negara (sekularisasi) diterima oleh MNA, yangmengakibatkan kedaulatan sultan menjadi terabatas sebab semuanya kini ada di tangan rakyat.

Pada tahun 1922 Mustafa Kemal menyatakan bahwa jabatak kekhalifahan masih ada namun sebatas sebagai jabatan spiritual, sedangkan kewenangan dimuawinya ditiadakan. Sebelum pada akhirnya jabatan khalifah dihapuskan, sekitar tahun 1923 Mustafa kemal merubah bentuk Negara dari khilafah menjadi republic dan islam menjadi agama Negara. Maka pada tahun 1924, tepatnya tanggal 3 maret 1924, Mustafa Kemal melalui MNA menyatakan bahwa jabatan Khilafah dihapuskan.

Penghapusan ini disusul selanjutnya dengan mendeklarasikan Turki sebagai Negara sekuler dan menghapus islam sebagai agama Negara tahun 1937. Sebelum menjadi Negara sekuler Mustafa Kemal telah meniadakan institusi-intsitusi keagamaan dalam pemerintahan yaitu:

1. Penghapusan Biro Syaikul Islam (1924)
2. Penghapusan kementrian syariat;
3. Penghapusan mahkamah syariat.

Pengaruh sekularisai yang dijalankan oleh Mustafa Kemal diakui sebagai kemenangan gerakan Turki Muda dalam menggulingkan kekuasaan khilafah dengan basis westernisasi yang dijiplaknya habis-habisan maka tidaklah mengherankan bila kebijakan Mustafa Kemala banyak yang bertentangan dengan kebijakan islam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

sekitar 9 bulan yang lalu · Laporkan

Markaden Kisruh Tambahan juga untuk keruntuhan Daulah Utsmaniyah (Ottoman):

Faktor-faktor lain yang membuat keruntuhan kerajaan ini di antaranya adalah:

LALAI
Kemegahan dan kekuatan Ottoman mendorong mereka untuk kagum pada diri sendiri dan lalai terhadap serangan lawan (terutama Eropa).

PAHAM SUFI
Kerajaan Ottoman menggalakkan ajaran sufi dan menyebarluaskannya ke seluruh penjuru dunia Islam. Ajaran ini tumbuh subur pada masa Abbasiyah, sehingga Ottoman Islam lebih cenderung "terkena getahnya".
Sufisme membuat warganegara Ottoman masa bodoh terhadap urusan dunia, pasrah, dan lebih banyak mengurus masalah tarekat/mistik Islam.

REZIM DIKTATOR
Pemerintah Ottoman yang bergaya diktator membuat masyarakat enggan melakukan kontrol, meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar, dan mengalihkan ibadah hanya sebatas ritual dan kepentingan pribadi (isu sekularisme).

PERAN MUSUH ISLAM
Ghazwul Fikr, yaitu perang pemikiran, yang tujuannya adalah mencabut Islam dari hati kaum Muslimin. Salah satu tokohnya adalah Zweimmer, misionaris Protestan.

Pemberlakuan UU Perancis untuk warga Perancis yang berada di wilayah kerajaan Ottoman (!). Aturan ini diikuti oleh negara-negara lain, sehingga memudahkan penyebaran kerusakan akhlak, moral, dan hukum Islam.

Rusia, Perancis, dan Inggris meniupkan isu minoritas agama (Katholik, Orthodox, Protestan), sehingga menyulut pemberontakan silih berganti. Belum lagi hasutan kepada negara-negara Balkan dan "bangsa" Arab (isu nasionalisme gaya Eropa) - terutama Arab Suriah dan Lebanon.

Tak ketinggalan, kelompok Yahudi ad-Dunama (pura-pura masuk Islam) yang membangkitkan nasionalisme Suku Torama sekaligus menyerukan "Turkinisasi" Ottoman Islam.

Pengucilan Sultan Hamid karena penolakannya yang gigih terhadap pembentukan negara Yahudi di Palestina. Pihak musuh Islam kemudian "mengangkat" Mustafa Kemal Attaturk untuk mengkudeta pemerintahan Ottoman Islam dan menggantikannya dengan republik sekuler hingga detik ini.

NB: Ketika pasukan Lord Alenby yang didukung Syarief Husein (proklamator Revolusi Arab Raya) memasuki Yerusalem tahun 1917, ucapannya yang terkenal adalah, "Sekarang Perang Salib telah berakhir."
sekitar 9 bulan yang lalu · Laporkan

Markaden Kisruh Untuk tulisan tentang Mustafa Kemal "Bapak Turki Modern"...

Hal yang sama juga berlaku di negara-negara mayoritas muslim yang saat itu dijajah penguasa kolonial (kaum Salibis). Didikan kepada tokoh2 muda difokuskan pada isu "modernisasi, nasionalisme, dan sekulerisme".

Pasca perang dunia II, hampir semua negara jajahan ini (boleh) merdeka dengan syarat bukan menjadikan hukum Islam sebagai UUD-nya. Mau kapitalis, komunis, sosialis, atau (bahkan) monarki boleh, asalkan bukan negara Islam. Kalau toh ada gerakan/komunitas Islam, sudah sejak awal bakal diberangus habis-habisan (lihat Ikhwanul Muslimin Mesir dan Suriah, partai tokoh muslim Erbakan di Turki, gerakan Front Penyelamat Islam di Aljazair, MILF di Filipina, Bosnia Herzegovina, HAMAS, dan banyak lagi).

Yang paling baru adalah ketika pecahnya Uni Soviet, semua negara boleh berdiri di atas landasan apa pun, terkecuali landasan Islam (fakta konflik Chechnya). Juga di Afghanistan ketika Taliban memberlakukan Syariah Islam secara ketat, serentak negara kecil ini dikeroyok dan diganyang habis-habisan. Gerakan dan Sejarah Islam di Indonesia pasca kemerdekaan...? Mungkin kelak Pak Abu Zahra akan menurunkan tulisannya :-))

Khusus masalah Ottoman/Turki mendapat sorotan kuat karena memang sentimen anti-Barat dan anti-Eropa sangat kental di sana. Inilah sebabnya Eropa sangat benci pada Ottoman. Segala upaya dilakukan agar kekhalifahan ini jatuh, tumpas hingga ke akar-akarnya. Tragisnya, upaya ini berhasil secara gemilang (!).

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar